Angin umum adalah gerakan massa udara yang
senantiasa berembus sepanjang tahun dan meliputi wilayah yang luas,
meliputi Angin Passat, Angin Muson, Angin Barat, dan Angin
Timur. Angin lokal adalah jenis angin yang hanya berhembus
di wilayah-wilayah dan waktu-waktu tertentu saja. Beberapa
contoh angin lokal antara lain angin darat-angin laut, angin
gunung-angin, lembah, angin siklon-angin antisiklon, dan angin fohn.
1) Angin Passat, Angin Barat, dan Angin Timur
Angin Passat (Trade Wind) adalah angin umum
yang berembus di wilayah iklim tropis. Jenis angin ini terjadi
akibat perbedaan densitas udara di daerah sekitar lintang 30° (baik
lintang utara maupun selatan) yang bertekanan maksimum dan
sekitar lintang 10° yang bertekanan minimum. Angin passat yang
berhembus di Belahan Bumi Utara dinamakan passat timur laut, sedangkan di
Belahan Bumi Selatan dinamakan passat Tenggara. Daerah pertemuan angin
passat timur laut dengan angin passat tenggara di sekitar lintang 10
°LU–10 °LS merupakan daerah tak ada angin. Daerah di sekitar khatulistiwa
ini dinamakan juga zone massa udara tenang (Doldrum) atau Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Letaknya tidak tetap, bergeser ke utara
dan selatan mengikuti gerak Matahari. Akan tetapi hanya sebatas
wilayah sampai 10 °LS dan 10 °LU.
Angin Barat (Westerlies) berembus di wilayah
iklim sedang. Gerakan angin barat berasal dari daerah subtropis (lintang
30 °LU dan 30 °LS) yang bertekanan maksimum ke wilayah lingkaran
kutub (sekitar 60 °LU dan 60 °LS) merupakan daerah pusat tekanan
rendah. Angin Timur (Easterlies) berembus di wilayah iklim kutub. Gerakan angin
ini berasal dari daerah kutub sekitar lintang 90 °LU dan 90 °LS yang
bertekanan maksimum ke wilayah lingkaran kutub yang merupakan daerah pusat
tekanan rendah. Angin barat merupakan gerakan massa udara panas karena
berasal dari daerah subtropis, sedangkan angin timur adalah gerakan massa
udara dingin karena berasal dari daerah kutub. Wilayah pertemuan kedua
massa udara yang berbeda temperaturnya ini ditandai dengan adanya badai
siklon (angin ribut) disertai dengan jenis hujan frontal yang lebat.
Geografika :
Doldrums atau angin mati. Anda akan merasakan bahwa udara panas di khatulistiwa selalu naik. Hal ini menyebabkan suatu sabuk khatulistiwa bertekanan rendah, yang dialiri oleh embusan angin sepoi-sepoi yang diselingi tiupan berubah-ubah.
Geografika :
Doldrums atau angin mati. Anda akan merasakan bahwa udara panas di khatulistiwa selalu naik. Hal ini menyebabkan suatu sabuk khatulistiwa bertekanan rendah, yang dialiri oleh embusan angin sepoi-sepoi yang diselingi tiupan berubah-ubah.
2) Angin Muson
Benua (daratan) dan samudra (perairan) merupakan
dua wilayah yang memiliki sifat fisika berbeda dalam hal menerima energi
panas. Sebagai material padat, benua lebih cepat menyerap panas tetapi
cepat pula melepaskannya. Sebaliknya, samudra atau wilayah perairan lebih
lambat menerima dan melepaskan energi panas. Perbedaan sifat fisik kedua
wilayah ini tentunya mengakibatkan perbedaan kerapatan dan tekanan udara.
Akibat adanya perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok antara wilayah
benua dan samudra, mengalirlah massa udara yang disebut angin muson
(monsoon) dari kawasan benua ke samudra atau sebaliknya. Perubahan
arah gerakan muson biasanya seiring dengan pergantian musim panas dan
dingin.
Perbandingan Penyerapan dan Pelepasan Panas oleh Benua dan Samudra :
(a) Benua lebih cepat menyerap dan melepaskan panas (energi Matahari).
(b) Samudra lebih lambat menyerap dan melepaskan panas (energi Matahari).
Perbandingan Penyerapan dan Pelepasan Panas oleh Benua dan Samudra :
(a) Benua lebih cepat menyerap dan melepaskan panas (energi Matahari).
(b) Samudra lebih lambat menyerap dan melepaskan panas (energi Matahari).
Kondisi geografis kepulauan Indonesia yang
diapit oleh dua benua yaitu Asia di utara dan Australia di selatan serta
dua samudera yaitu Hindia di sebelah Barat dan Pasifik di sebelah Timur
mengakibatkan di atas wilayah Nusantara terpengaruh oleh
sirkulasi muson. Akibat adanya gerakan semu tahunan Matahari sepanjang bidang
ekliptika, pada 21 Juni kedudukan Matahari tepat berada di Garis Balik
Utara (lintang 23½ °LU).
Pada saat itu, Benua Asia sedang mengalami musim
panas (summer) dan menjadi wilayah pusat tekan an minimum,
sedangkan Benua Australia sedang mengalami musim dingin (winter)
dan menjadi wilayah pusat tekanan maksimum. Akibatnya,
mengalirlah angin muson timur dari Australia ke Asia melalui laut-laut
sempit di sekitar Kepulauan Indonesia sebelah selatan khatulistiwa.
Oleh karena melewati wilayah laut yang sempit, angin muson timur
ini memiliki kadar uap air yang rendah untuk dijatuhkan sebagai hujan.
Oleh karena itu, pada Mei–Agustus ketika
berembus angin muson timur, sebagian besar wilayah Indonesia terutama yang
terletak di selatan garis khatulistiwa mengalami musim
kemarau. Sebaliknya, pada 22 Desember kedudukan Matahari tepat
berada di Garis Balik Selatan (lintang 23½°LS). Pada saat itu, Benua
Asia sedang mengalami musim dingin (winter) dan menjadi wilayah pusat
tekanan maksimum, sedangkan Benua Australia sedang mengalami musim panas
(summer) dan menjadi wilayah pusat tekanan minimum. Akibatnya, mengalirlah
angin Muson Barat dari Asia ke Australia melalui Samudra Hindia dan
sebagian besar Kepulauan Indonesia. Kadar uap air Muson Barat ini sangat
tinggi karena melewati samudra yang luas dan dijatuhkan sebagai
hujan dengan intensitas tinggi di atas kepulauan nusantara. Oleh karena
itu pada bulan Oktober–Januari ketika berembus Muson Barat,
sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.
Pada 21 Maret dan 23 September, kedudukan
Matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Pada saat ini, kondisi
cuaca di atas kepulauan Indonesia sedang tidak menentu (tidak stabil)
karena berada pada periode peralihan (pancaroba) dari musim kemarau
ke penghujan, atau sebaliknya. Ada kalanya pada pagi sampai siang
hari udara cerah, tetapi tiba-tiba berubah berawan tebal kemudian
turun hujan lebat. Musim pancaroba juga ditandai dengan banyak
terjadi angin puting beliung (angin puyuh). Bulan-bulan peralihan musim di negara
kita terjadi antara September–Oktober dan Februari-April.
Geografika :
Angin muson terjadi karena ada perbedaan
suhu dan tekanan udara antara luas daratan dan lautan.
Pada musim-musim panas (summer), kedudukan Matahari mencapai
titik kulminasi tertinggi. Oleh karena itu, daratan menerima
pemanasan yang maksimum atau suhu udaranya maksimum. Tetapi,
sebaliknya massa udara yang berkembang itu, tekanannya relatif
minimum. (Sumber: Meteorologi dan Klimatologi, 1995)
3) Siklon dan Antisiklon
a) Siklon Tropik, adalah siklon yang
terjadi di wilayah-wilayah antara lintang 10 °LU–10 °LS. Sebagian besar siklon
tropik terjadi pada akhir musim panas menjelang musim gugur. Beberapa
contoh fenomena siklon tropik, antara lain Hurricane (Samudera Atlantik dan Pasifik
Timur), Cathrine (Amerika Serikat), Typhoon (Samudera Atlantik Barat
sekitar Kepulauan Jepang), Bagieros (pantai Filipina), Willy-Willies
(pantai Australia), dan Lena (Samudra Hindia).
b) Siklon Ekstra Tropik, adalah siklon
yang terjadi di daerah iklim sedang antara lintang 35°–65°, baik lintang
utara maupun selatan. Badai ini terjadi akibat pertemuan massa udara panas
yang datang dari wilayah subtropik dengan massa udara dingin yang
datang dari daerah kutub. Pertemuan kedua massa udara tersebut
dinamakan bidang front.
c) Tornado, adalah siklon lokal di
Amerika Serikat dengan putaran angin yang relatif kecil tapi memiliki
kecepatan gerak yang sangat tinggi sehingga sering kali menghancurkan
daerah-daerah yang dilaluinya.
4) Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin
lokal yang terjadi di wilayah pantai dan sekitarnya. Massa daratan
mempunyai sifat fisik cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan,
massa lautan lambat dalam menyerap panas dan lambat pula melepaskannya. Sifat
ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam
waktu yang bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas,
sehingga udara menjadi panas lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari
lautan. Perbedaan tekanan ini menyebabkan bertiupnya angin dari laut ke
darat. Angin dari laut ke darat ini disebut angin laut.
Pada malam hari, daratan lebih cepat melepaskan
panas dan lautan lebih lambat. Hal ini menyebabkan temperatur udara
di atas laut lebih hangat dibandingkan di daratan. Sebagai
akibatnya, tekanan udara di daratan lebih tinggi dibandingkan di
laut. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan udara bergerak
dari darat ke laut menjadi angin darat. Pergerakan angin darat dan
angin laut ini dipergunakan oleh nelayan yang masih mengandalkan
layar untuk pulang dan pergi mencari ikan di laut.
5) Angin Gunung dan Angin Lembah
Pada wilayah pegunungan terdapat pula angin
lokal yaitu angin gunung dan lembah yang terjadi sebagai akibat
perbedaan suhu antara kedua wilayah tersebut. Pada pagi sampai
menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih
dulu disinari Matahari dibandingkan dengan wilayah lembah.
Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan menjadi pusat tekanan
rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif
dingin sehingga menjadi pusat tekanan tinggi. Maka massa udara bergerak dari
lembah ke lereng atau bagian punggung gunung massa udara yang bergerak ini
disebut angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung
sudah sedemikian rendah sehingga terjadi pengendapan massa udara
padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih
hangat. Gerakan udara ini dikenal dengan angin gunung.
Geografia :
Angin termasuk salah satu kekuatan penting yang membentuk permukaan Bumi. Angin mengikis batu karang dan tanah. Mungkin orang akan mengira bahwa angin yang bertiup lebih kencang itu akan merupakan penyebab erosi, transportasi dan deposisi yang lebih efektif. Padahal tidak demikian halnya. Angin kencang seperti tornado dan angin topan, tidak begitu penting sebagai penyebab perubahan geologis. (Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000)
6) Fohn
Fohn adalah angin yang bergerak turun melintasi
lereng pegunungan, umumnya bersifat panas dan kering. Proses
terjadinya fohn dimulai adanya gerakan massa udara dari wilayah pantai
yang banyak mengandung uap air. Massa udara itu lalu naik melalui
lereng gunung, karena naik maka suhunya menjadi lebih tinggi. Anda
tentu masih ingat bahwa suhu udara senantiasa mengalami
penurunan sekitar 0,5 °C–0,6 °C setiap ketinggian tempat naik 100 meter.
Akibat terus-menerus terjadi penurunan suhu, pada ketinggian tertentu terjadilah
proses kondensasi atau pengembunan dan terbentuk awan yang selanjutnya
dijatuhkan sebagai hujan orografis di daerah lereng pegunungan yang
menghadap pantai.
Massa udara yang telah kering karena uap airnya
telah dijatuhkan sebagai hujan ini terus bergerak menuruni lereng
pegunungan yang membelakangi pantai (daerah bayangan hujan). Massa udara
yang bergerak turun melintasi daerah bayangan hujan ini dinamakan
fohn (angin jatuh).
Dalam pergerakannya, fohn mengalami kenaikan
suhu yaitu sekitar 1,0 °C setiap penurunan ketinggian tempat 100 meter
dari permukaan laut. Oleh karena itu selain kering, umumnya
fohn bersifat panas. Fohn ini sering kali menghancurkan
tanaman perkebunan pada daerah-daerah yang dilaluinya, karena
banyak menyerap air dari daun dan batang tanaman sehingga
tanaman banyak yang menjadi layu dan mati, seperti terjadi di
daerah perkebunan Tembakau Bahorok di Deli, Sumatra Utara.
Contoh Fohn yang terdapat di Indonesia dan
beberapa wilayah negara lain dapat Anda lihat pada Tabel 2.
Tabel 2: Beberapa Contoh Fohn di Dunia
No.
|
Nama Fohn
|
Sifat
|
Daerah yang terpengaruh
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Gending Kumbang Brubu Wambraw Bohorok
Chinook Fohn Harmattan Khamsina Siroco Bora Mistral
|
panas
panas
panas
panas
panas dan kering
panas dan kering
panas dan kering
panas dan kering
panas dan kering
panas dan kering
dingin
dingin
|
Pasuruan sampai Probolinggo (Jatim)
Cirebon (Jabar) sampai Tegal (Jateng)
Ujung Pandang (Sulawesi Selatan)
Biak (Papua)
Deli (Sumatra Utara)
Alberta (Canada)
Pegunungan Alpine Utara
Gurun Sahara sampai Pantai Guinea
Mesir (Afrika Utara)
Italia Selatan Pantai Laut
Adriatik (Yugoslavia)
Lembah Sungai Rhone hilir (Prancis)
|
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !