1. Erupsi efusif: Erupsi
efusif berjalan tenang, tidak disertai letusan-letusan yang dahsyat dan
melibatkan lava yang bersifat basaltis. Umumnya tidak menghasilkan
piroklastik dalam jumlah besar.
2. Erupsi sentral: Melalui
satu lubang utama yang terletak ditengah, lava basaltis akan mengalir
kesegala arah dalam jumlah yang hampir sama. Erupsi-erupsi yang terjadi
berulang kali kemudian akan membangun sebuah gunungapi yang berbentuk
perisai. Gunung-berapi yang terjadi dengan cara seperti ini disebut
gunung-berapi perisai. Gunung-berapi ini mempuyai lereng yang sangat
landai karena lava basaltis yang encer yang mampu mengalir dalam jarak
yang jauh dari sumbernya, sehingga tidak mampu membangun kerucut yang
tinggi. Contoh klasik gunungapi tipe ini dan yang paling banyak
dipelajari adalah gunung-berapi yang membentuk Pulau Hawaii yang
terletak di Samudera Pasifik. Pulau Hawaii sendiri terdiri dari 5 buah
gunung-berapi perisai, dimana yang terbesar adalah Mauna Kea dan Mauna
Loa dengan ketinggian puncaknya masing-masing 4205 dan 4170 meter.
Dasarnya terletak pada dasar samudera yang dalamnya 5000 meter, sehingga
dengan demikian apabila diukur dari kakinya, maka ketinggiannya
mencapai 9000 meter. Dan ini adalah lebih tinggi dari gunung tertinggi
di darat yaitu Mt.Everest di Pegunungan Himalaya. Mauna Loa dengan
ketinggian seperti itu merupakan tumpukan lava dari berulang kali erupsi
sejak 750.000 tahun yang lalu.
3. Erupsi rekahan: Tipe
erupsi ini banyak dijumpai di wilayah lantai samudera. Rekahan terjadi
sebagai akibat dari proses pemisahan pada litosfir, atau interaksi
divergen lempeng litosfir, dengan ukuran panjang hingga beberapa puluh
kilometer. Contoh klasik erupsi rekahan seperti ini dijumpai di Iceland
yang terletak tepat diatas punggung-tengah-Samudera Atlantik. Lava yang
keluar dari rekahan seperti ini bersifat sangat encer, akan menyebar
ke-kedua arah dari rekahan dengan laju kecepatan hampir 20
kiliometer/jam. Urut-urutan ke luarnya lava akan membentuk suatu dataran
yang kadang tinggi dan disebut dataran basalt (plateau basalt) , atau
“flood basalt”.
Sepanjang
sejarah geologi barangkali erupsi rekahan yang berlangsung secara
berulang-ulang dan menghasilkan aliran basalt dalam jumlah yang sangat
banyak mungkin hanya terjadi di tempat-tempat tertentu di muka Bumi.
Sebagai contoh adalah “Dataran Deccan” yang terdapat di bagian barat
laut Jazirah India. Kemudian di wilayah dataran Columbia di negara
Bagian Washington dan Oregon hingga ke Idaho. Dalam ukuran yang agak
kecil dataran basalt juga dijumpai di selatan Vietnam, diutara Columbia
Inggris dan Patagonia. Demikian pula dalam ukuran yang lebih kecil dan
berumur lebih muda adalah di Afrika Selatan, Siberia Tengah, Abyssinia,
beberapa tempat di Amerika Utara dan Selatan. Di Amerika Keweenawan
Basalt, mengandung endapan tembaga dalam jumlah besar. Erupsi rekahan
yang pernah tercatat dalam sejarah sekarang adalah yang terjadi di
wilayah Iceland, yang terletak tepat diatas punggung-tengah Samudra
Atlantik. Erupsi terjadi pada tanggal 8 Juni 1783 melalui rekahan
sepanjang 32 kilometer.
4. Erupsi di bawah permukaan laut
Erupsi
efusif yang terjadi 300-1000 meter di bawah permukaan laut atau disebut
juga “submarine”, umumnya berlangsung tenang. Lava yang dikeluarkan
akan membeku dan membentuk lava bantal. Tipe erupsi ini sedikit sekali
mendapat perhatian karena terjadinya jauh di bawah pengamatan. Lava yang
membeku membentuk akan membentuk lava “bantal” (pillow lava). Bentuknya
melonjong dengan ukuran kurang dari 1.5 meter dan penampang ±30 cm,
dengan dasar yang mendatar dan bagian atasnya membulat.
5. Erupsi piroklastik atau erupsi eksplosif
Erupsi
piroklastik terjadi pada magma yang kental, mengandung banyak gas dan
mempunyai sifat letusan berkisar antara sedang dan sangat dahsyat.
Erupsi explosif umumnya banyak menghasilkan piroklastika dan sedikit
lava. Karena sifat magmanya yang kental maka lava yang mengalir tidak
akan dapat menempuh jarak yang jauh dari sumbernya, lubang kepundan.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !